Thursday, May 15, 2014

PSIKOLOGI KEPELATIHAN

Falsafah kepelatihan

Lahirnya seorang juara tidak dapat terlepas dari peranan pelatih. Atlit dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat saja dan mutlak diperlukan bantuan dari berbagai disiplin ilmu dan pelatih adalah pemegang utamanya.

Bakat sebagaimana telah disinggung dimuka merupakan variable yang memungkinkan seorang atlit mencapai prestasi tinggi dalam cabang olahraga tertentu. Bakat individu tidak akan berkembang apabila tidak diberi kesempatan berkembang. Dengan hanya memiliki bakat individu tidak akan berkembang mencapai prestasi puncak apabila tidak diberi perlakuan-perlakuan secara intensif dan benar. Sesuai teori konvergensi perkembangan individu akan ditentukan oleh factor perlakuan serta pengaruh-pengaruh dari luar.

Penampilan seorang atlit dapat di tinjau dari 4 dimensi antara lain :
(1) Dimensi Kesegaran Jasmani
(2) Dimensi Keterampilan
(3) Dimensi bakat pembawaan fisik
(4) Dimensi psikologik

Maka dari itu seorang Pelatih harus memperhatikan ke 4 hal tersebut, dan memerlukan kerjasama dengan ilmuwan berbagai disiplin ilmu, disamping tugas pokonya meningkatkan ketrampilan dalam segi tehnik, taktik, dan strategi pertandingan.

Falsafah Dasar

Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan (treatments) untuk membantu atlit agar pada akhirnya atlit dapat mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan bakat kemampuan, ketrampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan emosi serta kepribadian pada umumnya.

Dalam olahraga atlit diharapkan dapat berbuat sebaik-baiknya yang berarti kemampuan pribadinya dapat berfungsi baik dalam suatu tingkat integritas tertentu dan menunjukkan kematangan emosional serta dapat menguasai diri.

Pendapat para ahli pada umumnya menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu bahwa olahraga dapat memberi dampak positif pada individu seperti peningkatan tanggung jawab, kejujuran dalam bermain, memperhatikan orang lain, kepemimpinan, menghargai para pelatih, wasit, dan pembina, setia, toleransi, disiplin yang akhirnya dapat diharapkan menjadi warga negara yang baik.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin meningkat, perkembangan masyarakat selalu meningkat dan tuntutan pemuda juga selalu meningkat. Ini semua harus mendapatkan perhatian para pelatih agar tidak tertinggal dalam upaya berlomba mencapai prestasi setinggi-tingginya. 

Disamping itu perkembangan masyarakat dan pemuda harus dipahami agar perlakuan-perlakuan dan latihan-latihan yang diberikan sesuai dengan keadaan, tuntutan dan kebutuhan. Melalui kegiatan olahraga diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan pribadi atlit, disamping upaya peningkatan prestasinya.

Kepribadian Pelatih


Keberhasilan pembinaan atlit akan sangat ditentukan hasil interaksi antara pelatih dan atlit yang dibina. Sehubungan itu setiap pelatih harus memahami sifat-sifat kepribadian atlitnya, disamping itu tiap pelatih juga harus memahami sifat-sifat pribadinya sendiri agar dapat menyesuaikannnya pada waktu berinteraksi dengan atlit yang memiliki sifat intravert dan ektravert, sifat terbuka dan senang bergaul dengan orang lain.

Berhasilnya pembinaan tidak hanya tergantung dari kesediaan atlit menyesuaikan diri dengan sikap dan kemauan pelatih tetapi juga tergantung pada kemampuan pelatih, menyesuaikan sikap dan tindakannya terhadap sifat-sifat kepribadian atlit yang dibinanya.

Pelatih harus memahami cara-cara yang tepat untuk menimbulkan motivasi atlit, sehingga akhirnya dengan kemauan sendiri atlit berusaha mencapai target yang ditetapkannya, untuk mencapai prestasi lebih tinggi, memenangkan pertandingan dan memecahkan rekor sendiri.


Setiap pelatih perlu memahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada manusia yang sempurna, juga pelatih harus menyadari bahwa upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan oleh seorang pelatih untuk mencapai prestasi atlit yang dibinanya.

Sikap Pelatih Menghadapi Atlit

Sikap harus positif-proaktif, penuh tanggung jawab terhadap kemajuan atlit dan dilandasi optimisme bahwa atlit yang dibina akan selalu mampu meningkatkan prestasi dibawah bimbingannya. 

Setiap pelatih harus mempunyai falsafah yang jelas mengenai : (1) Apa yang akan dilakukan (2) Mengapa hal tersebut perlu dilakukan (3) Bagaimana melaksanakan dengan memahami segala kemampuan dan kekurangan atlitnya serta memperhatikan kemungkinan dampak-dampak positif atau negatif yang dapat terjadi.

Hal diatas tidak mudah dilakukan dan memerlukan pengalaman yang perlu dipahami yaitu bahwa kepelatihan bukan hanya bahwa upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan fisik dan ketrampilan tetapi meliputi juga perkembangan motivasi, sikap, dan kepribadian atlit.

Tugas dan Peranan Pelatih

Setiap pelatih harus selalu sadar dan memahami sasaran yang ingin dicapai dan tujuan akhir suatu latihan untuk meningkatkan prestasi dan sedapat mungkin mendapatkan kemenangan dalam pertandingan. Hal ini penting namun pelatih hendaknya menyadari pula bahwa yang lebih penting lagi adalah peningkatan prestasi atlit serta perkembangan pribadi atlit. 

Kemenangan dalam suatu pertandingan bukanlah akhir sebuah perjalanan seorang atlit karena setiap kemenangan atau kekalahan merupakan awal dari suatu perjalanan untuk menghadapi kemenangan atau kekalahan berikutnya.

Banyak pelatih mengharapkan kemenangan bagi atlitnya dalam waktu pendek. Hal ini kadang-kadang tidak menguntungkan dan bisa berbahaya kalau dasarnya kurang kuat. Sehingga perkembangan selanjutnya justru merugikan atlit yang terlalu cepat dipacu untuk menang dan untuk mencapai kemenangan sering sekali diberi latihan yang melebihi kemampuannya. 

Cara seperti ini dapat menimbulkan akibat ”over training” dan pada akhirnya atlit mengalami kejenuhan untuk berlatih dan berhenti sebagai atlit sebelum mencapai umur ideal untuk bisa berprestasi setinggi-tingginya. Gejala semacam ini disebut ” burn out ” yaitu atlit dipacu atau diberi latihan berlebihan dengan harapan cepat matang sebagai juara, sedangkan secara fisik dan mental atlit yang bersangkutan belum siap.

Pengertian tentang ”golden age” untuk tiap-tiap cabang olahraga perlu dipahami agar dapat mebuat perencanaan latihan secara teratur, terarah, & berkesinambungan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya pada usia ideal atlit dengan memanfaatkan seluruh potensinya. Untuk itu semua jelas dibutuhkan pendekatan individual agar memahami kemampuannya dan sifat-sifat atlit yang dibina.

Sehubungan dengan upaya menyiapkan atlit untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dibutuhkan pengetahuan mengenai psokologi atlit untuk bisa memahami gejala tingkahlakunya untuk bisa memberikan perlakuan setepat-tepatnya. 

Menurt Singer (1984) ada beberapa alasan mengapa seorang atlit berhenti dan tidak melanjutkan aktivitas olahraga yaitu disebabkan :
(1) Kegiatan yang menjemukan
(2) Kegiatan yang kurang menimbulkan tantangan rangsangan
(3) Kegiatan tidak menyenangkan
(4) Pengalaman yang didapat dalam kegiatan menimbulkan frustasi dan kekecewaan
(5) Para atlit merasa takut gagal
(6) Para atlit merasa takut untuk sukses
(7) Para atlit tidak mendapatkan pengakuan
(8) Para atlit tidak menetapkan sasaran capaian secara realistis yang ingin dicapai terlalu tinggi
(9) Sistem penunjangnya (keluarga, teman, pelatih) terlalu lemah

Untuk dapat melakukan tugas dan peranan pelatih dengan sebaiknya maka beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian yaitu :

(1) Menciptakan komunikasi yang sebaik-baiknya antara pelatih dengan atlit
(2) Memahami watak, sifat-sifat, kebutuhan dan minat
(3) Pelatih harus menjadi motivator
(4) Membantu atlit dalam memecahkan problem-problem yang dihadapi.

Atlit adalah orang yang selalu dihadapkan kepada permasalahan baik permasalahan mengejar prestasi, menghadapi tekanan lawan maupun penonton, kemungkinan mengalami kegagalan dan sebagainya. Sehubungan dengan itu maka selalu harus dipikirkan bagaimana menyiapkan atlit agar matang dalam menghadapi pertandingan-pertandingan. Belajar mengatasi stres merupakan hal yang sangat penting agar dapat memiliki kematangan sebagai juara.

Permasalahan-permasalahan yang bersifat tehnis maupun pribadi selalu dihadapi atlit dan untuk itu pelatih harus selalu peka dan selalu memperhatikan keadaan dan perkembangan individu atlit yang dibina.
Sumber : kreasijaskes.blogspot.com

Tuesday, May 6, 2014

ASPAR JAELOLO JUARA DUNIA KIA World Extreme Games 2014 Shanghai, MODAL DENGKUL alias BIAYA SENDIRI

Aspar "Babon" Jaelolo pemanjat tebing asal DKI Jakarta, melengkapi 1 set medali yang di raih pemanjat Indonesia lainnya. Setelah rekan  sedaerahnya Tita Supita sehari sebelumnya meraih medali perak dengan waktu 25,86 detik, kalah dari Tamara Kuznetsova pemanjat Kazakhstan yang menorehkan waktu 24,86.  Sedangkan medali perunggu di raih Alina Gaidamakina dari Rusia dengan waktu 29,04 setelah mengalahkan rekan senegaranya Yuliya Levochkina. Pada babak kualifikasi Tita Supita hanya mampu menempati peringkat 11 dengan waktu 45,38  sedangkan pemanjat putri Indonesia lainnya Muji Mulyani (Jakarta) puas di peringkat 22 dengan torehan waktu 101,64.

Kompetisi olahraga ekstrem ini dilaksanakan selama 4 hari ini mulai tanggal 30 April - 3 Mei ini menyediakan total hadiah uang US $ 250.000.

Kompetisi yang mempertandingkan cabang olahraga yang menguras adrenalin ini meliputi BMX, inline skate, skate board, moto cross free style, dan speed climbing ini diikuti oleh hampir seluruh atlet top dunia dari berbagai negara.  Australia, Brazil, China, Chinese Taipei, Columbia, Czech Republic, Denmark, Finland, Germany, Hong Kong SAR, Indonesia, India, Japan, Korea, Kazakhstan, Lebanon, Malaysia, Philippines, New Zealand, South Africa, Singapore, Spain, Thailand, Ukraine, United States of America, Venezuela dll.

Tempat kompetisi : KIC Jiangwan Sports Centre, Shanghai, China 346 Guohe Road, Yangpu District, Shanghai, PRC

Aspar "Babon" Jaelolo merupakan salah satu debutan pemanjat Indonesia yang berhasil menjadi juara dunia dalam event KIA World XGames 2014 di Shanghai, China 6 Mei 2013 lalu. Pada babak final Aspar mengalahkan juara bertahan kompetisi ini pada tahun 2013, yakni Sergei Sinitcyn dari Rusia, sedangkan medali perunggu direbut pemanjat Indonesia Abudzar Yulianto (Jatim) dengan catatan waktu 21,45. 

Aspar menjuarai kompetisi speed dengan jalur klassik ini dengan waktu18,09 sedangkan lawannya Sergei Sinitcyn  waktunya18,27. Kia World Extreme Games ini diikuti hampir seluruh pemanjat terbaik dunia baik putra maupun putri. Seperti peringkat 1 Kokorin Rusia, LiborHroza dari Czech,  jagoan tuan rumah juara dunia 2011 Qi xin Zhong, Iuliia Kaplina (Rusia), MariiaKrasavina (Rusia), Anouck Jaubert (Francis) dan YuliyaLevochkina (Rusia), 



Dengan menjuarai tersebut Babon panggilan akrab Aspar berhak mengantongi hadiah uang US $8000 atau sekitar Rp. 90 juta. Dengan meraih medali emas di kejuaraan ini Babon menyamai prestasi Etti Hendrawati yang juga pernah menjuarai World Exteme Games pada tahun 2000 silam. 

Tetapi dibalik kegembiraan dan kehebatan Aspar ini, ternyata keberangkatan ke Shanghai untuk mengikuti kompetisi ini, tidak bisa pergi kompetisi dengan nyaman, karena, keberangkatan ini menggunakan biaya sendiri yang menghabiskan uang tidak kurang dari Rp. 15.000.000 di luar uang saku. Yang meringankan bebannya, kebetulan Aspar mendapatkan tiket pesawat murah untuk ke Shanghai, jadi perjalanan sekarang relatif lebih murah, bila dibandingkan biasanya kalau kompetisi ke China pasti menghabiskan tidak kurang dari 20 juta.


Hal inilah yang perlu di contoh oleh pemanjat dan olahragawan Indonesia lainnya, untuk meraih prestasi tinggi diperlukan totalitas berupa pengorbanan tenaga, pikiran, waktu dan uang dari kantong sendiri. Karena prestasi yang diraih sesungguhanya untuk dirinya sendiri, walaupun atas nama bangsa, daerah dan perkumpulan. Seperti halnya Etti Hendrawati sewaktu juara X Games tahun 2000 di San Fransisco Amerika, dia bisa berangkat ke Amerika setelah mendapatkan pinjaman uang dari orang lain. 



Perjalanan untuk meraih juara bagi Aspar ini terbilang tidaklah semudah menyalakan rokok. Karena pada babak kualifikasi Babon hanya menempati peringkat 15 dengan waktu 31,09 setelah pada kualifikasi jalur 1 fall, dan waktu ini masih di atas pemanjat Indonesia Galar Pandu (Jatim) peringkat 16 yang mencatat waktu 31,40. Sedangkan pemanjat lain Ismu Nugroho Adi N (Yogyakarta) tidak lolos putaran final karena hanya menempati rangking 21 dengan waktu terbaik 38,72. 

Sedangkan pemanjat Indonesia Abudzar Yulianto (Jatim) menempati rangking 6 dengan waktu kualifikasi terbaik 27,45. Dengan kepercayaan tinggi Aspar di semi final bisa mengalahkan seniornya Abudzar Yulianto dan pada babak final bisa menghempaskan lawan beratnya, peringkat 1 pada babak kualifikasi, sekaligus juara bertahan Xgames 2013 Sergei Sinitcyn dari rusia. Jadilah Aspar juara yang tidak terduga oleh siapapun sebelumnya.

Itulah kompetisi speed panjat tebing, seeded atau peringkat atas pada babak kualifikasi tidak menjamin pemanjat tersebut dengan mudah melenggang tampil sebagai juara. Akan tetapi pemanjat yang tetap fokus dan konsentrasi pada jalurnya, memanjat dengan tenang dan rileks, sehingga pemanjatannya bersih tidak membuat kesalahan pada setiap pertandingan, tidak meremehkan atau takut siapapun lawannya, dialah yang akan keluar menjadi juara.  











Semoga dengan kemenangan atlet panjat tebing Indonesia ini dapat membangkitkan semangat pemanjat Indonesia lainnya, untuk lebih bekerja keras dalam latihan, rajin menabung, dan tidak mudah patah semangat, agar bisa memiliki kesempatan untuk mengikuti kompetisi di luar negeri, yang persaingannya teramat ketat dan berat. 

Semoga pemerintah dan pengusaha Indonesia segera membuka mata terhadap panjat tebing, dan tidak menutup mata terhadap kemampuan anak bangsa ini untuk berprestasi, walaupun dengan dengan keterbatasan, biaya dan inisiatif sendiri ternyata dapat mengibarkan merah putih serta mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.

Hasil lengkap kompetisi KIA World Extreme Game 2014 di Shanghai, China dapat dilihat di bawah ini 


Thursday, May 1, 2014

DHOHIR FARISI KETUA UMUM PP FPTI 2014 - 2018

Dhohir Farisi terpilih menjadi Ketua Umum PP FPTI, yang dipilih melalui Munaslub (musyawarah nasional luar biasa) PP FPTI yang dilaksanakan di Camp Consina Outdoor Service, Gunung Geulis - Bogor, 26 - 27 April 2014 lalu. 

Munaslub dilaksanakan dengan dengan agenda tunggal pemilihan Ketua Umum pp FPTI periode 2014 - 2018.   

Dalam munaslub tersebut ada tiga nama yang bersaing untuk menjadi calon ketua umum PP FPTI menggantikan Akil Mochtar yang sedang berhalangan. Tiga calon tersebut diantaranya Dhohir Farisi, anggota DPR RI yang juga menantu mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Wali Kota Palembang Romi Herton, dan calon dari internal PP FPTI Kurnia Bakti. 

Namun dalam sesi pemilihan Dhohir Farisi akhirnya terpilih menjadi ketua umum PP FPTI dengan mengantongi 18 suara sementara Kurnia Bakti 9 suara. Sementara Romi Herton gugur karena tak memenuhi persyaratan. “Munaslub ini diikuti 27 pengprov termasuk Provinsi baru Kalimantan Utara (Kaltara).

Dalam pidatonya Dhohir tak banyak menyampaikan janji ketika terpilih menjadi ketua umum. Dhohir hanya mengatakan, panjat tebing memrupakan olahraga yang berhasil mengangkat nama Indonesia dengan prestasi internasional. “Pesan ketua umum untuk kedepannya, prestasi harus ditingkatkan. Beliau juga inginkan FPTI yang keren, baik keren prestasinya dan keren organisasinya.

Profil Dhohir Farisi :

Nama Lengkap : Dhohir Farisi 
Nama Panggilan : Farisi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Probolinggo, Rabu, 11 April 1979
Zodiac : Aries, 
Istri : Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid)

Lahir di kota Probolinggo, Jawa Timur, Dhohir Farisi adalah salah satu anggota DPR RI wakil dari Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) periode 2009-2014 dan duduk sebagai anggota komisi VII yang membidangi bagian energi sumber daya mineral, riset, teknologi, lingkungan hidup. Sebelum menjabat sebagai anggota Dewan, pria ganteng ini bekerja di PT. Red White Comm, Wijaya Center. 


Dhohir Faris putra pasangan H. Maruf Hasyim dan Hj. Marufah merupakan lulusan Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta, selepas kuliah beliau sempat tinggal di Italia selama satu tahun, karena mendapatkan beasiswa studi bahasa di sana.

Selain dikenal sebagai wajah baru saat mulai dilantik di Senayan 2009 lalu, nama Farisi juga sempat memenuhi halaman media nasional ketika lelaki bertinggi 187 centimeter ini meminang putri mantan Presiden Republik Indonesia ke-4, Abdurahman Wahid atau Gus Dur, tepat 2 minggu setelah masa pelantikannya. 

Keluarga Faris masih memiliki ikatan darah dengan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin (paman) dan keluarga Ponpes Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Rangkang Kraksaan. Politikus kawakan PPP, Tosari Wijaya, juga masih terhitung sebagai paman Faris. Hasan Aminuddin juga punya peran mempertemukan Faris dengan Yenny  kali pertama bertemu dalam acara istighotsah Partai Gerindra di gedung KONI Surabaya, Maret 2009.

Cinta memang buta, demikian kata orang. Dan mungkin benar juga bagi Farisi dan Yenny. Jelas-jelas berasal dari dua partai berbeda dengan agenda politik yang berbeda juga ternyata tidak menghalangi keduanya menggalang persamaan pandangan dalam berbagi bahtera hidup. Pertemuan awal mereka bermula saat Farisi melihat Yenny terpisah dari rombongan partainya dan berinisiatif mengantar Yenny kembali. Setelah berterima kasih dan bertukar nomor telepon, keduanya kembali berpisah dan disibukkan dengan agenda partai masing-masing. 

Namun, justru perpisahan tersebut yang menjadi awal pertemuan kedua insan politik ini dalam satu bahtera rumah tangga. Beberapa saat kemudian mereka saling bertegur sapa melalui telepon dan seterusnya memutuskan untuk menikah. Pada 15 Oktober 2009 mereka menikah. Dan hingga kini Dhohir dan Yenny dikaruniai dua anak.

Selamat Datang di Panjat Tebing Mas Farisi, semoga dapat menjalankan amanah dengan baik dan sampai akhir periode. Kami yakin mas Faris akan bisa membawa panjat tebing Indonesia lebih populer, maju, berkembang, dan semakin berprestasi.