Thursday, May 1, 2014

DHOHIR FARISI KETUA UMUM PP FPTI 2014 - 2018

Dhohir Farisi terpilih menjadi Ketua Umum PP FPTI, yang dipilih melalui Munaslub (musyawarah nasional luar biasa) PP FPTI yang dilaksanakan di Camp Consina Outdoor Service, Gunung Geulis - Bogor, 26 - 27 April 2014 lalu. 

Munaslub dilaksanakan dengan dengan agenda tunggal pemilihan Ketua Umum pp FPTI periode 2014 - 2018.   

Dalam munaslub tersebut ada tiga nama yang bersaing untuk menjadi calon ketua umum PP FPTI menggantikan Akil Mochtar yang sedang berhalangan. Tiga calon tersebut diantaranya Dhohir Farisi, anggota DPR RI yang juga menantu mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Wali Kota Palembang Romi Herton, dan calon dari internal PP FPTI Kurnia Bakti. 

Namun dalam sesi pemilihan Dhohir Farisi akhirnya terpilih menjadi ketua umum PP FPTI dengan mengantongi 18 suara sementara Kurnia Bakti 9 suara. Sementara Romi Herton gugur karena tak memenuhi persyaratan. “Munaslub ini diikuti 27 pengprov termasuk Provinsi baru Kalimantan Utara (Kaltara).

Dalam pidatonya Dhohir tak banyak menyampaikan janji ketika terpilih menjadi ketua umum. Dhohir hanya mengatakan, panjat tebing memrupakan olahraga yang berhasil mengangkat nama Indonesia dengan prestasi internasional. “Pesan ketua umum untuk kedepannya, prestasi harus ditingkatkan. Beliau juga inginkan FPTI yang keren, baik keren prestasinya dan keren organisasinya.

Profil Dhohir Farisi :

Nama Lengkap : Dhohir Farisi 
Nama Panggilan : Farisi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Probolinggo, Rabu, 11 April 1979
Zodiac : Aries, 
Istri : Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid)

Lahir di kota Probolinggo, Jawa Timur, Dhohir Farisi adalah salah satu anggota DPR RI wakil dari Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) periode 2009-2014 dan duduk sebagai anggota komisi VII yang membidangi bagian energi sumber daya mineral, riset, teknologi, lingkungan hidup. Sebelum menjabat sebagai anggota Dewan, pria ganteng ini bekerja di PT. Red White Comm, Wijaya Center. 


Dhohir Faris putra pasangan H. Maruf Hasyim dan Hj. Marufah merupakan lulusan Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta, selepas kuliah beliau sempat tinggal di Italia selama satu tahun, karena mendapatkan beasiswa studi bahasa di sana.

Selain dikenal sebagai wajah baru saat mulai dilantik di Senayan 2009 lalu, nama Farisi juga sempat memenuhi halaman media nasional ketika lelaki bertinggi 187 centimeter ini meminang putri mantan Presiden Republik Indonesia ke-4, Abdurahman Wahid atau Gus Dur, tepat 2 minggu setelah masa pelantikannya. 

Keluarga Faris masih memiliki ikatan darah dengan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin (paman) dan keluarga Ponpes Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Rangkang Kraksaan. Politikus kawakan PPP, Tosari Wijaya, juga masih terhitung sebagai paman Faris. Hasan Aminuddin juga punya peran mempertemukan Faris dengan Yenny  kali pertama bertemu dalam acara istighotsah Partai Gerindra di gedung KONI Surabaya, Maret 2009.

Cinta memang buta, demikian kata orang. Dan mungkin benar juga bagi Farisi dan Yenny. Jelas-jelas berasal dari dua partai berbeda dengan agenda politik yang berbeda juga ternyata tidak menghalangi keduanya menggalang persamaan pandangan dalam berbagi bahtera hidup. Pertemuan awal mereka bermula saat Farisi melihat Yenny terpisah dari rombongan partainya dan berinisiatif mengantar Yenny kembali. Setelah berterima kasih dan bertukar nomor telepon, keduanya kembali berpisah dan disibukkan dengan agenda partai masing-masing. 

Namun, justru perpisahan tersebut yang menjadi awal pertemuan kedua insan politik ini dalam satu bahtera rumah tangga. Beberapa saat kemudian mereka saling bertegur sapa melalui telepon dan seterusnya memutuskan untuk menikah. Pada 15 Oktober 2009 mereka menikah. Dan hingga kini Dhohir dan Yenny dikaruniai dua anak.

Selamat Datang di Panjat Tebing Mas Farisi, semoga dapat menjalankan amanah dengan baik dan sampai akhir periode. Kami yakin mas Faris akan bisa membawa panjat tebing Indonesia lebih populer, maju, berkembang, dan semakin berprestasi.

No comments: